Sabtu, 05 Juni 2010

Raise up Palestine !

KONFLIK GAZA
Kapal Rachel Corrie
Disabotase Israel


SUARA PALESTINA - Massa dari Voice of Palestine melakukan unjuk rasa dengan long march sepanjang Jalan MH Thamrin, Jakarta, Jumat (4/6). Mereka menuntut pertanggungjawaban atas agresi Israel serta menyerukan pembukaan blokade Gaza. (Antara) Sabtu, 5 Juni 2010

JERUSALEM (Suara Karya): Penyelenggara konvoi kapal bantuan kemanusiaan melaporkan, mereka kehilangan kontak dengan kapal Rachel Corrie, Jumat.
"Situasinya saat ini kita kehilangan seluruh kontak dengan kapal tersebut. Kami berasumsi, ini merupakan sabotase dari Israel," kata Audrey Bomse dari Gerakan Bebaskan Gaza.
Kapal kargo pengangkut barang bantuan membawa aktivis dari Irlandia dan Malaysia itu direncanakan tiba di Jalur Gaza pada Sabtu hari ini, walau mendapat peringatan dari Israel yang akan menurunkan lagi pasukan komando untuk menghentikan kapal tersebut apabila memasuki Gaza.
"Karena ancaman ini, kami akan menarik kapal Rachel Corrie ke satu pelabuhan, menambah orang-orang penting di dalamnya, dan meminta supaya wartawan dari seluruh dunia untuk ikut dengan kami," kata Bomse. "Kami berharap, komunikasi bisa dipulihkan kembali supaya kami bisa menyampaikan keputusan kepada mereka."
Nama kapal ini diambil dari nama seorang aktivis muda dari Amerika Serikat bernama Rachel Corrie yang tewas terlindas buldoser Israel pada 16 Maret 2003. Dia yang saat itu berusia 23 tahun berupaya menghentikan penggusuran paksa rumah milik warga Gaza oleh Israel.
Menanggapi hal ini, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan, pihaknya tidak akan mengizinkan kapal apa pun untuk mencapai Jalur Gaza.
"Kami tak akan mengizinkan semua kapal mencapai Jalur Gaza. Tidak sekarang dan tidak nanti," kata Netanyahu sebagaimana dikutip oleh kantor berita lokal, Ynet, merujuk pada kapal Rachel Corrie yang mendekati wilayah tersebut.
Pelayaran kapal Rachel Corrie ini adalah upaya lain untuk menantang blokade Israel, setelah "Freedom Flotilla", yang menjadi sorotan masyarakat internasional, diserang pasukan komando Israel, Senin, menewaskan 19 sukarelawan dan melukai puluhan orang lainnya.
Sejumlah diplomat Eropa berusaha melakukan pembicaraan dengan pejabat senior Israel untuk memungkinkan kapal Rachel Corrie bisa mengirimkan bantuan ke Gaza.
Kementerian Luar Negeri Israel pada beberapa hari terakhir telah bertukar pesan dengan kelompok yang mengoperasikan kapal itu untuk memungkinkan mereka masuk dok. Irlandia juga telah minta Israel untuk membolehkan kapal miliknya melewati blokade Gaza.
"Saya tidak ingin menjadi pahlawan atau mati, tapi kita harus tetap maju," kata aktivis Jenny Graham pada harian Irlandia, Belfast Telegraph.
Di dalam kapal Rachel Corrie itu terdapat penerima hadiah Nobel Irlandia, Mairead Corrigan Maguire, dan bekas wakil sekjen PBB Denis Halliday. Juga ada sekelompok warga Malaysia yang disponsori oleh mantan Perdana Menteri Malaysia.
Sementara itu, sekitar 5.000 warga Malaysia termasuk pemimpin oposisi Anwar Ibrahim, Jumat, melakukan unjuk rasa di luar gedung Kedutaan Besar Amerika Serikat. Dalam unjuk rasa itu bendera Israel dibakar sebagai protes atas serangan armada kapal bantuan ke Gaza.
Para pemrotes, baik dari partai yang berkuasa maupun aliansi oposisi, bersatu sambil meneriakkan yel-yel dan melambaikan poster-poster anti-Israel setelah bertolak dari sebuah masjid di Kuala Lumpur. Namun, jalan utama di sekitar kedutaan tersebut telah ditutup.
Beberapa demonstran membakar bendera Israel, sedangkan lainnya mengacungkan poster-poster yang mengatakan: "Hancurkan Amerika, Hancurkan Israel -- Hidup Islam" dan "Allah akan menghancurkan kau Israel."
Banyak di antara pengunjuk rasa itu mengenakan ikat kepala merah-putih dituliskan Palestina. "Saya sangat marah. Kami menentang Zionis dan sekutu-sekutu mereka," kata seorang pemrotes, Khairul Ismail.
Anwar Ibrahim memasuki gedung kedutaan untuk menyampaikan surat yang ditandatangani oleh para pemimpin aliansi Pakatan Rakyat--yang termasuk partai Islam konservatif PAS--di samping 20 kelompok sosial kemasyarakatan.
Surat itu menyeru kepada Presiden AS Barack Obama agar mengutuk kekerasan terhadap armada kapal tersebut dan minta Israel mengakhiri blokade atas Gaza.
Surat itu menyerukan pula bagi dibentuknya tim penyelidikan independen atas serangan itu, dan mengimbau AS agar menghentikan bantuan militer dan ekonominya kepada Israel. "Kami terkejut dan sangat tidak puas atas kelemahan Anda dan jawaban yang tak memadai atas serangan itu," tulis surat tersebut.
Dari Ramallah dilaporkan, pemimpin Palestina Mahmoud Abbas pada pekan depan akan melakukan perjalanan ke Turki untuk menyampaikan belasungkawa atas para relawan yang tewas dalam serangan Israel itu.
"Presiden Abbas dijadwalkan bertemu dengan Presiden Turki Abdullah Gul pada 7 Juni di muktamar negara Asia, yang dituan rumahi Turki," kata Juru Bicara presiden Palestina Nabil Abu Rudeina kepada kantor berita Prancis, AFP.
Kantor berita Palestina, WAFA, menyatakan, Abbas akan menyampaikan belasungkawa atas kematian warga Turki, yang ditembak pasukan khusus Israel dalam serangan atas armada bantuan untuk Gaza itu.
Pemerintah Turki menyatakan, delapan warga Turki dan satu warga negara Amerika Serikat keturunan Turki tewas dalam serangan di atas kapal pemimpin armada itu, kapal tambang Turki Mavi Marmara. (Ant/AP/Hasyim)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar